BAB XI
Penyusunan dan Penyajian Laporan keuangan mengacu pada Standar
Akuntansi Keuangan yang ditetapkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan-IAI.
Saat ini, secara garis besar Standar
Akuntansi Keuangan berisi 59 PSAK beserta Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan yang melandasinya dan 4 IPSAK. Standar Akuntansi
Keuangan yang ditetapkan oleh IAI merupakan hasil adaptasi dari International
Accounting Standards.
Pengadopsian Standar Akuntansi
Internasional ke dalam Standar Akuntansi Keuangan oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan-Ikatan Akuntan Indonesia sebagai salah upaya harmonisasi dan
dinamisasi praktik akuntansi keuangan internasional dalam usaha menjawab
tantangan di era globalisasi.
Tujuan laporan keuangan adalah
memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan
yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka
membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban
(stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan
kepada mereka.
Akuntansi sering disebut dengan
“bahasa bisnis” karena akuntansi adalah sebuah sistem informasi yang
menyediakan laporan-laporan bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders)
mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi sebuah perusahaan. Akuntansi dapat
didefinisikan sebagai proses pencatatan, pengukuran dan penyampaian informasi ekonomi
agar dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan atau kebijaksanaan.
Informasi tersebut disajikan dalam bentuk laporan akuntansi atau lebih dikenal
dengan istilah laporan keuangan.
Terdapat empat jenis laporan
keuangan utama, yakni neraca (laporan perubahan posisi keuangan), laporan laba
rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Pelaporan keuangan
(financial reporting) mencakup tidak hanya laporan keuangan, tetapi juga
media-media lain yang dapat digunakan untuk mengomunikasikan informasi baik
yang secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan proses akuntansi.
Misalnya, laporan tahunan kepada para pemegang saham tidak hanya berisi laporan
keuangan utama, seperti tercantum di atas, tetapi juga informasi lain, seperti
rasio-rasio keuangan yang dianggap penting, ikhtisar jumlah atau saldo
rekening-rekening tertentu.
Pihak-pihak yang terkait dengan
laporan keuangan adalah IAI, Bapepam, BEJ, Kantor Pajak dan Kantor Akuntan
Publik (Auditor) serta para pemakai laporan keuangan lainnya. Dengan cara yang
berbeda masing-masing pihak memiliki tujuan yang sama, yakni menghasilkan
laporan keuangan yang berkualitas (dapat dipercaya dan diandalkan, relevan,
serta tepat waktu).
Kerangka Konseptual Akuntansi dan Profesi Akuntan.
Di dalam menyusun dan menyajikan
laporan keuangan perusahaannya, manajemen memiliki keleluasaan untuk memilih
alternatif prinsip atau metode akuntansi yang dimaksudkan untuk mencerminkan
secara akurat kondisi ekonomi perusahaan dalam kaitannya dengan bisnis dan
transaksi-transaksi operasinya. Untuk itu, diperlukan suatu acuan dalam praktik
akuntansi di dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangannya. Kerangka dasar
akuntansi dan pelaporan keuangan ditetapkan sebagai maksud untuk mendefinisikan
secara luas tentang tujuan, istilah dan konsep-konsep yang berkaitan dengan
praktik akuntansi yang pada akhirnya sangat diperlukan untuk menetapkan ruang
lingkup dan batas-batas akuntansi dan laporan keuangan.
Kerangka tersebut memuat hal-hal
berikut. (1) Tujuan laporan keuangan. (2) Asumsi dasar. (3) Karakteristik
kualitatif laporan keuangan. (4) Unsur laporan keuangan. (5) Pengakuan dan
pengukuran unsur laporan keuangan. (6) Konsep modal dan pemeliharaan modal.
Asumsi dasar dalam penyusunan dan
penyajian laporan keuangan adalah dasar akrual dan kelangsungan usaha. Terdapat
empat karakteristik laporan keuangan, yakni dapat dipahami, relevan, keandalan
dan dapat dibandingkan. Unsur-unsur laporan keuangan antara lain adalah aktiva,
kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, laba, rugi, setoran kepada pemilik,
distribusi kepada pemilik.
Secara umum sekurang-kurangnya
terdapat tiga pihak yang berkarier dalam bidang akuntansi, yang terkait dengan
akuntansi dan pelaporan keuangan, yaitu akuntan manajemen (akuntan perusahaan),
akuntan publik dan para pemakai laporan.
Laporan keuangan
merupakan hasil pencatatan, pengelompokan, pengikhtisaran catatan data,
penerapan prinsip-prinsip dan kebiasaan akuntansi, dan penggunaan data
pengalaman pribadi penyusunnya. Oleh sebab itu, tak mengherankan apabila
laporan keuangan mengandung keterbatasan-keterbatasan sebagai berikut.
Dalam laporan
laba rugi bentuk langkah tunggal hanya dikenal satu jenis laba saja, yaitu laba
bersih.
Untuk menggambarkan perubahan hak
milik perusahaan yang tertanam dalam perusahaan, perlu disusun Laporan
Perubahan Ekuitas. Laporan ini dapat digabungkan dengan Laporan Laba Rugi,
apabila informasi perubahan jumlahnya tidak banyak. Dalam perseroan laporan ini
sering disebut Laporan Perubahan Laba Ditahan karena umumnya perubahan modal
terjadi pada pos Laba Ditahan saja. Namun, apabila perubahan juga terjadi pada
pos-pos modal pemilik yang lain maka perlu disusun laporan perubahan ekuitas
secara lengkap.
Pos-pos Luar
Biasa
Para akuntan
(termasuk IAI) sekarang cenderung untuk menggunakan konsep all-inclusive dalam
penyusunan perhitungan laba rugi untuk suatu perusahaan.
Satu-satunya pos
juga dibebankan atau dikredit langsung ke rekening Laba Ditahan adalah
penyesuaian periode sebelumnya yang diakibatkan karena koreksi kesalahan, dan
perubahan akuntansi tertentu yang memerlukan penyusunan kembali laporan
keuangan periode sebelumnya.
Seluruh laba
atau rugi luar biasa dan yang jarang terjadi langsung ditutup ke rekening
Ikhtisar Laba rugi dan dilaporkan dalam perhitungan laba rugi.
Transaksi yang
tidak biasa, material, dan jarang terjadi disajikan secara terpisah sebagai
kelompok pos-pos luar biasa. Pos-pos lain yang jumlahnya material, tetapi tidak
dapat dikelompokkan sebagai pos luar biasa dilaporkan dan diungkapkan secara
terpisah.
Penyesuaian
kumulatif yang terjadi akibat perubahan prinsip akuntansi diungkapkan secara
terpisah sebelum laba bersih.
Penghentian segmen kegiatan dari
suatu perusahaan diklasifikasikan secara terpisah dalam perhitungan laba rugi
sesudah laba dari kegiatan yang terus berjalan dan sebelum pos-pos luar biasa.
Neraca adalah
laporan yang menunjukkan posissi keuangan dari suatu perusahaan pada saat
tertentu. Posisi keuangan ini meliputi keadaan aktiva, kewajiban dan ekuitas
dari suatu perusahaan. Dengan cara menghubungkan pos-pos tertentu dlam neraca,
kita dapat menilai keadaan likuiditas, solvabilitas dan fleksibilitas keuangan
perusahaan. Oleh karena itu, neraca harus disusun secara sistematis dengan
menggunakan klasifikasi yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
o Aktiva Lancar.
Disajikan sesuai dengan urutan likuiditasnya, artinya pos yang segera dapat
dicairkan menjadi uang tunai disajikan di urutan paling atas.
o Investasi. Investasi
perusahaan pada perusahaan anak atau pada perusahaan afiliasi harus disajikan
secara terpisah.
o Aktiva tetap.
Dapat dibedakan menjadi aktiva tetap berwujud dan aktiva tidak berwujud.
Pos-pos aktiva tetap disajikan dalam neraca menurut kekekalannya. Aktiva tetap
yang umurnya paling panjang disajikan paling atas, sedangkan aktiva tetap yang
umurnya lebih pendek disajikan di bawahnya.
o Aktiva
lain-lain. Klasifikasi aktiva lain-lain digunakan untuk menampung pos-pos
aktiva tidak lancar yang tidak dapat dikelompokkan dalam klasifikasi di atas.
o Kewajiban
lancar. Pos-pos kewajiban lancar disajikan sesuai dengan urutan likuditasnya.
Utang lancar yang segera dibayar disajikan dalam urutan teratas.
o Kewajiban jangka
panjang. Penyajian kewajiban jangka panjang harus mengungkapkan ikatan-ikatan
yang ada dalam kontrak utang jangka panjang yang bersangkutan, seperti tingkat
bunga, tanggal jatuh tempo, aktiva yang dijadikan jaminan dan sebagainya.
o Ekuitas pemilik.
Ekuitas merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan, yaitu hak residual atas
aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Ekuitas disajikan dalam
neraca berdasarkan kekekalannya. Jenis modal yang sifatnya paling kekal
disajikan paling atas, dan yang kurang kekal disajikan di bawahnya.
Neraca dapat
disusun dengan menggunakan bentuk akun (rekening) atau bentuk laporan. Dalam
bentuk rekening (bentuk skontro) aktiva dilaporkan pada sisi sebelah kiri dan
kewajiban serta modal pemilik pada sebelah kanan. Dalam bentuk laporan, bagian
aktiva, kewajiban dan modal pemilik disusun secara vertikal (dari atas ke
bawah). Bentuk laporan ini lebih populer karena dapat membandingkan 2 buah
neraca atau lebih untuk tahun-tahun yang berurutan.
Catatan Atas
Laporan Keuangan
Selain pos-pos
yang terdapat dalam buku besar perusahaan, dalam neraca juga perlu disajikan
informasi tambahan yang dapat berupa peristiwa bersyarat, kebijaksanaan
penilaian dan kebijaksanaan akuntansi yang digunakan, kontrak-kontrak jangka
panjang dan peristiwa kemudian.
Teknik penyajian informasi
tambahan dapat dilakukan dalam bentuk tanda kurung, catatan kaki, skedul
pendukung, referensi silang dan rekening kontra.
Laporan arus kas
adalah laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang penerimaan dan
pengeluaran kas perusahaan dalam suatu periode akuntansi.
Tujuan laporan
arus kas adalah menyediakan informasi sumber dan penggunaan kas dan setara kas
selama periode akuntansi serta rekonsiliasi kas di awal periode dengan kas di
akhir periode ditambah saldo setara kas.
Bentuk umum dari
laporan arus kas menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas yang terbagi ke
dalam tiga kategori, yakni: arus kas yang berasal dari aktivitas operasi; arus
kas yang berasal aktivitas investasi dan arus kas yang berasal dari aktivitas
pendanaan.
Aktivitas
operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal
revenue producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas
investasi dan aktivitas pendanaan. Arus kas yang berasal dari aktivitas operasi
dapat dilaporkan dengan menggunakan di antara dua metode baik langsung maupun
tidak langsung.
Aktivitas
investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi
lain yang tidak termasuk setara kas.
Aktivitas
pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta
komposisi modal dan pinjaman perusahaan.
Arus kas dari
aktivitas operasi berasal dari aktivitas produksi normal perusahaan dan
penjualan barang dan jasa.
Arus kas dari
aktivitas investasi berasal dari aktivitas pembelian atau penjualan aktiva
tetap, bangunan, peralatan, piutang wesel dan investasi.
Arus kas dari aktivitas pendanaan
berasal dari kenaikan atau penurunan pendanaan utang dan pendanaan ekuitas dan
dari pembayaran dividen kepada pemegang saham.
Penggunaan
Laporan Arus Kas
Laporan arus kas
merupakan laporan yang relatif masih baru, efektif berlaku di Indonesia sejak
tahun 1994. Laporan arus kas dapat disusun dengan menggunakan metode langsung atau
metode tidak langsung. PSAK No.2 mengimbau agar laporan arus kas disusun dengan
menggunakan metode langsung.
Klasifikasi arus
kas bervariasi di antara berbagai negara. Tetapi pada umumnya terdapat 3
kategori arus kas, yaitu (1) arus kas dari aktivitas operasional, (2) arus kas
dari aktivitas investasi, dan (3) arus kas dari aktivitas pendanaan
(financing). Standar akuntansi Inggris membuat klasifikasi arus kas yang paling
lengkap. Di Inggris arus kas dikelompokkan menjadi delapan kategori.
Ada delapan pola arus kas. Arus
kas operasional yang positif menunjukkan kondisi keuangan lebih baik dari pada
arus kas operasional yang negatif. Arus kas investasi yang negatif menunjukkan
perusahaan sedang melakukan perluasan usaha, sedangkan apabila arus kas
investasi negatif menggambarkan perusahaan berusaha mencari dana untuk menutup
defisit arus kas operasional. Arus kas pendanaan yang positif menunjukkan
perusahaan mencari sumber pendanaan dari luar untuk menutup defisit arus
operasional atau untuk melakukan ekspansi. Sedangkan arus kas pendanaan yang
negatif menunjukkan perusahaan sedang melunasi pinjaman kepada para kreditor
atau mengembalikan modalnya kepada para pemegang saham.
Sumber buku Akuntansi
Keuangan Menengah karya Sugiarto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar